Minggu, 31 Maret 2024

WISUDA PASCA SHAUM FAKULTAS RAMADHAN

WISUDA PASCA SHAUM FAKULTAS RAMADHAN

Oleh:

Sugiri

Dosen: Ibadah, Akhlak dan Mu'amalah

Universitas Muhammadiyah Bogor Raya


Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakaatuh


Hadirin sidang senat terbuka fakultas ramadhan universitas rahmatan lil'alamiin


Segala puji hanya milik Allah SWT, atas kesempatan tahun ini yang Ia berikan pada ummat Islam untuk menunaikan ibadah shaum. Kesempatan untuk kembali meneguhkan siapa yang beriman dan mengukuhkan ketaqwaan. Untuk itu mari kita syukuri dengan cara mempertahankan karakteristik ketaqwaan itu dalam kehidupan nyata. 


Sholawat, salam dan keberkahan semoga senantiasa tercurah pada suri tauladan terbaik, Rosulullah Muhammad SAW, atas risalah perjuangannya membawa ummat manusia ke cahaya tauhid, yakni hanya mengesakan Allah SWT rabbul izzati waljalalah


Ya ikhwani fiddin, ketahuilah bahwa tujuan ibadah shaum tak terputus dari tujuan penciptaan manusia, yakni bahwa manusia diciptakan agar hanya beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz-Dzariat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56) 


Untuk itu Allah SWT sertakan kitab Al-Quran dan hikmah sebagai pedoman atau petunjuk bagaimana cara pelaksanaan ibadah itu yang diberi nama dinnul Islam. Kini kita mengenal 2 macam ibadah, yakni ibadah mahdhoh (khusus) dan ibadah ghoiro mahdhoh (tidak khusus) . Islam mengatur bagaimana berinteraksi secara vertikal kepada Allah dengan ibadah mahdhoh dan secara horizontal kepada sesama manusia dengan ibadah ghoiro mahdhoh. Yang terakhir ini yakni ibadah ghoiro mahdhoh disebut juga muamalah--mengatur bagaimana aktivitas ekonomi, budaya, politik di antara manusia. 


Hadirin perlu kita tanyakan untuk apa ibadah-ibadah itu. Allah menegaskan tujuan ibadah itu dengan perintah beribadah kepada-Nya dengan menyertakan alasan bahwa dialah yang menciptakan manusia. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَا لَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ 

"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 21)


Dari ayat di atas Allah menyatakan bahwa tujuan ibadah itu adalah agar bertaqwa لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ . 


Puasa adalah salah satu ibadah mahdhoh. Allah tegaskan bahwa tujuan puasa adalah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ yakni agar bertaqwa sebagaimana firman-Nya:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)


Menarik untuk dicamkan tentang kata taqwa. Apakah ia gelar strata 1, strata 2 atau strata 3 atau apa? Kapan status taqwa di sematkan pada pelaku puasa? Apakah jaminan masuk surga begitu berakhir ramadhan sedang kita tak berbuat apa-apa sampai ajal tiba? Berbahaya atau tidak pasca ramadhan, kita tidak berbuat kebajikan karena merasa telah bertaqwa? 


Kata taqwa bukanlah gelar sebagaimana bila seseorang telah menyelesaikan rangkaian tugas pada S1, S2 atau S3 dengan sarjana S.Pd., M.Pd., S.E., M.Sc., M.Si., Lc., MA., PhD., atau Dr. 


Kata taqwa lebih tepat sebagai sebutan bagi mereka yang memiliki karakter utama yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh ayat 1 - 5.Yakni beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, berinfak, beriman pada Al-Quran dan kitab sebelumnya, yakin pada hari akhir. Dan ayat 177 sebagai beriman pada Allah SWT, beriman pada hari akhir, beriman pada malaikat, beriman pada kitab-kitab Allah SWT, beriman pada para nabi, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, kepada yatim, kepada fakir miskin, pada ibnu sabil, pada peminta-minta, membebaskan budak, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji bila berjanji, bersabar dalam kesusahan, penderitaan dan dalam keadaan perang. 


Jika karakteristik di atas seseorang pertahankan hingga napas terakhirnya, mati dalam keadaan demikian saat itulah sebutan taqwa disandangkan padanya. Dengan kata lain mati dalam iman. Jika sebaliknya mati dalam keadaan tidak iman atau kufur maka semua karakteristik itu tidak berguna baginya. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


.... وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ کَافِرٌ فَاُ ولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةِ ۚ وَاُ ولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ


" ....Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 217)


Permasalah besarnya, "Mampukah kita pertahankan karakteristik itu pasca ramadhan hingga ajal kita sedangkan iblis tak pernah henti menggoda, membisikan, menjerumuskan, menipu dengan langkah-langkahnya yang halus."


Jawabannya sejauh mana dan sekuat apa upaya kita mempertahankan karakteristik itu dengan segenap harta dan jiwa berjuang di sisa umur. Iblis tidak akan pernah cape sampai akhir jaman menghalangi manusia dari jalan Allah yang lurus. Dia akan datang dari depan, belakang, kanan dan kiri. Dia tegaskan pada Allah bahwa kebanyakan manusia tidak akan bersyukur. Tentang hal ini, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


قَا لَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَ قْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَا طَكَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ 

"(Iblis) menjawab, Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,"

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 16)


Ayat 17 nya:


ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 17)


Penting bagi kita mengetahui sebenar-benarnya siapakah yang sungguh-sungguh mampu mempertahankan karakteristik muttaqin sebagaimana disebutkan di atas. Dan ketahuilah siapa dia, yakni mereka yang benar-benar ikhlas menjalankan segala ibadah hanya karena Allah SWT. Dalam hal ini Iblis jujur menegaskan bahwa dia tidak akan mampu menjerumuskan manusia yang memiliki keikhlasan sejati dalam ibadah yakni hanya karena Allah SWT semata. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


قَا لَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُ غْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ 

اِلَّا عِبَا دَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"

"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."

(QS. Sad 38: Ayat 82-83)


 Kata mukhlasin الْمُخْلَصِيْنَ diterjemahkan "yang terpilih" atau "orang-orang yang ikhlas".


Jadi untuk mengamankan apa yang kita raih selama ibadah ramadhan melalui puasa di siang hari seiring dengannya selalu berdzikir dan bershodaqoh, malamnya melalui tarawih dan tadarus Al-Quran, kita patut bersyukur dengan cara mepertahankan keikhlasan itu dalam beribadah kepada Allah SWT. Jangan pernah ada kesyirikan sekali dan sekecil apapun. Janganlah memberi atau menolong seseorang karena ingin dipuji orang lain atau berharap balasan dari orang lain. Janganlah beribadah apapun karena ingin pujian manusia. 


Keilmuan yang didapat di fakultas ramadhan ini adalah kesadaran bahwa kita ini ciptaan Allah SWT maka sepantasnya kita hanya menyembah Allah Al-Jalaluh. Orang bilang ini adalah keshalehan spiritual. Keilmuan lainnya yang diperoleh dari fakultas ramadhan ini adalah kesadaran bahwa kita harus selalu memikirkan dan membantu orang-orang lemah seperti yatim, para fakir dan miskin, korban-korban bencana dan kaum dhuafa lainnya. Orang bilang ini adalah keshalehan sosial. 


Waktunya bagi kita menghadirkan Allah dalam segala kegiatan. Salah satunya adalah di rumah orang miskin apalagi penghuninya sedang sakit, di sana ada Allah. Kalo kita tidak menolong orang miskin berarti kita melupakan Allah karena Allah ada di situ sedang kita tidak menjenguknya untuk membantu yang sakit. 


Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, Nanti Allah Ta’ala berfirman di hari Kiamat:


« يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي . قَالَ : يَارَبِّ ،كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ؟ وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي . فَيَقُولُ : كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَطْعَمَكَ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ، أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي . فَيَقُولُ : أَيْ رَبِّ ، وَكَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ فَلَمْ تَسْقِهِ ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ » .

Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.


Orang yang berhasil dalam beribadah nya adalah orang yang memiliki keshalehan spiritual dan keshalehan sosial sepanjang hayatnya. 


Semoga bermanfaat, Wallahu 'alamu bishshowab


Sugiri

Dosen: ibadah, akhlak dan mu'amalah

Universitas Muhammadiyah Bogor Raya


Sumber:

1. Kutipan Al-Qur'an Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

2. https://www.suaramuhammadiyah.id/ 2017/08/07/allah-bersama-orang-sakit

Meneguhkan dan Mewujudkan Tujuan Shaum

 *Meneguhkan dan Mewujudkan Tujuan Shaum*

Oleh Sugiri


Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakaatuh


Kaum mu'miniina walmu'minat rohimakumullah


Segala puji hanya milik Allah SWT, atas kesempatan tahun ini yang Ia berikan pada ummat Islam untuk menunaikan ibadah shaum. Kesempatan untuk kembali meneguhkan siapa yang beriman dan mengukuhkan ketaqwaan. Untuk itu mari kita syukuri dengan cara mempertahankan karakteristik ketaqwaan itu dalam kehidupan nyata. 


Sholawat, salam dan keberkahan semoga senantiasa tercurah pada suri tauladan terbaik, Rosulullah Muhammad SAW, atas risalah perjuangannya membawa ummat manusia ke cahaya tauhid, yakni hanya mengesakan Allah SWT rabbul izzati waljalalah


Ya ikhwani fiddin, ketahuilah bahwa tujuan ibadah shaum tak terputus dari tujuan penciptaan manusia, yakni bahwa manusia diciptakan agar hanya beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz-Dzariat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56) 


Untuk itu Allah SWT sertakan kitab Al-Quran dan hikmah sebagai pedoman atau petunjuk bagaimana cara pelaksanaan ibadah itu yang diberi nama dinnul Islam. Kini kita mengenal 2 macam ibadah, yakni ibadah mahdhoh (khusus) dan ibadah ghoiro mahdhoh (tidak khusus) . Islam mengatur bagaimana berinteraksi secara vertikal kepada Allah dengan ibadah mahdhoh dan secara horizontal kepada sesama manusia dengan ibadah ghoiro mahdhoh. Yang terakhir ini yakni ibadah ghoiro mahdhoh disebut juga muamalah--mengatur bagaimana aktivitas ekonomi, budaya, politik di antara manusia. 


Perlu kita tanyakan untuk apa ibadah-ibadah itu. Allah menegaskan tujuan ibadah itu dengan perintah beribadah kepada-Nya dengan menyertakan alasan bahwa Dialah yang menciptakan manusia. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَا لَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ 

"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 21)


Dari ayat di atas Allah menyatakan bahwa tujuan ibadah itu adalah agar bertaqwa لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ . 


Puasa adalah salah satu ibadah mahdhoh. Allah tegaskan bahwa tujuan puasa adalah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ yakni agar bertaqwa sebagaimana firman-Nya:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)


Menarik untuk dicamkan tentang kata taqwa. Apakah ia gelar strata 1, strata 2 atau strata 3 atau apa? Kapan status taqwa di sematkan pada pelaku puasa? Apakah jaminan masuk surga begitu berakhir ramadhan sedang kita tak berbuat apa-apa sampai ajal tiba? Berbahaya atau tidak pasca ramadhan, kita tidak berbuat kebajikan karena merasa telah bertaqwa? 


Kata taqwa bukanlah gelar sebagaimana bila seseorang telah menyelesaikan rangkaian tugas pada S1, S2 atau S3 dengan sarjana S.Pd., M.Pd., S.E., M.Sc., M.Si., Lc., MA., PhD., atau Dr. 


Kata taqwa lebih tepat sebagai sebutan bagi mereka yang memiliki karakter utama yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh ayat 1 - 5.Yakni beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, berinfak, beriman pada Al-Quran dan kitab sebelumnya, yakin pada hari akhir. Dan ayat 177 sebagai beriman pada Allah SWT, beriman pada hari akhir, beriman pada malaikat, beriman pada kitab-kitab Allah SWT, beriman pada para nabi, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, kepada yatim, kepada fakir miskin, pada ibnu sabil, pada peminta-minta, membebaskan budak, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji bila berjanji, bersabar dalam kesusahan, penderitaan dan dalam keadaan perang. 


Jika karakteristik di atas seseorang pertahankan hingga napas terakhirnya, mati dalam keadaan demikian saat itulah sebutan taqwa disandangkan padanya. Dengan kata lain mati dalam iman. Jika sebaliknya mati dalam keadaan tidak iman atau kufur maka semua karakteristik itu tidak berguna baginya. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


.... وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ کَافِرٌ فَاُ ولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةِ ۚ وَاُ ولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ


" ....Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 217)


Permasalah besarnya, "Mampukah kita pertahankan karakteristik itu pasca ramadhan hingga ajal kita sedangkan iblis tak pernah henti menggoda, membisikan, menjerumuskan, menipu dengan langkah-langkahnya yang halus."


Jawabannya sejauh mana dan sekuat apa upaya kita mempertahankan karakteristik itu dengan segenap harta dan jiwa berjuang di sisa umur. Iblis tidak akan pernah cape sampai akhir jaman menghalangi manusia dari jalan Allah yang lurus. Dia akan datang dari depan, belakang, kanan dan kiri. Dia tegaskan pada Allah bahwa kebanyakan manusia tidak akan bersyukur. Tentang hal ini, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


قَا لَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَ قْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَا طَكَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ 

"(Iblis) menjawab, Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,"

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 16)


Ayat 17 nya:


ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 17)


Penting bagi kita mengetahui sebenar-benarnya siapakah yang sungguh-sungguh mampu mempertahankan karakteristik muttaqin sebagaimana disebutkan di atas. Dan ketahuilah siapa dia, yakni mereka yang benar-benar ikhlas menjalankan segala ibadah hanya karena Allah SWT. Dalam hal ini Iblis jujur menegaskan bahwa dia tidak akan mampu menjerumuskan manusia yang memiliki keikhlasan sejati dalam ibadah yakni hanya karena Allah SWT semata. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


قَا لَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُ غْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ ۙ 

اِلَّا عِبَا دَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"

"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."

(QS. Sad 38: Ayat 82-83)


 Kata mukhlasin الْمُخْلَصِيْنَ diterjemahkan "yang terpilih" atau "orang-orang yang ikhlas".


Jadi untuk mengamankan apa yang kita raih selama ibadah ramadhan melalui puasa di siang hari seiring dengannya selalu berdzikir dan bershodaqoh, malamnya melalui tarawih dan tadarus Al-Quran, kita patut bersyukur dengan cara mepertahankan keikhlasan itu dalam beribadah kepada Allah SWT. Jangan pernah ada kesyirikan sekali dan sekecil apapun. Janganlah memberi atau menolong seseorang karena ingin dipuji orang lain atau berharap balasan dari orang lain. Janganlah beribadah apapun karena ingin pujian manusia. 


Keilmuan yang didapat dari kegiatan tadarus ramadhan ini adalah kesadaran bahwa kita ini ciptaan Allah SWT maka sepantasnya kita hanya menyembah Allah Al-Jalaluh. Orang bilang ini adalah keshalehan spiritual. Keilmuan lainnya yang diperoleh adalah kesadaran bahwa kita harus selalu memikirkan dan membantu orang-orang lemah seperti yatim, para fakir dan miskin, korban-korban bencana dan kaum dhuafa lainnya. Orang bilang ini adalah keshalehan sosial. 


Waktunya bagi kita menghadirkan Allah dalam segala kegiatan. Salah satunya adalah di rumah orang miskin apalagi penghuninya sedang sakit, di sana ada Allah. Kalo kita tidak menolong orang miskin berarti kita melupakan Allah karena Allah ada di situ sedang kita tidak menjenguknya untuk membantu yang sakit. 


Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, Nanti Allah Ta’ala berfirman di hari Kiamat:


« يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي . قَالَ : يَارَبِّ ،كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ؟ وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي . فَيَقُولُ : كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَطْعَمَكَ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ، أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي . فَيَقُولُ : أَيْ رَبِّ ، وَكَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ فَلَمْ تَسْقِهِ ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ » .

Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.


Orang yang berhasil dalam beribadah nya adalah orang yang memiliki keshalehan spiritual sekaligus keshalehan sosial sepanjang hayatnya. 


Semoga bermanfaat, Wallahu 'alamu bishshowab


Kami sekeluarga menyampaikan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H


*Taqabbalallaahu minnaa wa minkum Taqabbal yaa kariim*

*Baarakallaahu Fiikum*


Mohon maaf lahir & batin

Sugiri&Keluarga

Jumat, 29 Maret 2024

ONLINE DAN OFFLINE IMAN

🌹ONLINE DAN OFFLINE IMAN🌹


🌿

O nline bermakna terhubung

N amun offline kebalikannya

L alu apa hubungannya dengan iman

I man adalah keyakinan akan kebenaran

N ilai kejiwaan ketika ia terhubung pada

E ntitas ketuhanan


🍁

O nline berarti terhubung pada

F itrah kesaksian ruh bahwa Allah adalah rab

F itrah penciptaan manusia yang selaras

L urus mengikuti jalan kebenaran Tuhan

I tulah saat-saat iman terhubung

N amun sifat iman fluktuatif

E nerginya tergantung pada pemilik hati


☘️

I man harus dijaga agar tetap on

M engikuti kehendak Tuhan

A gar keaslian fitrah tetap murni dan bersih

N orma ketuhanan terus terhubung atas aktivitas keimanan


Sugiri

Cisarua, 23 Juli 2019

HORE KITA MASUK DULUAN

 🌹*HORE KITA MASUK DULUAN*🌹


🎀❤️

H ari itu saat masuk taman bahagia

O rang-orang yang begitu banyak antri 

R asakan kegembiraan yang tak lama lagi

E lit-elit ahli penghuni taman sudah duluan

🎀❤️

K etika di pintu masuk ada pemeriksaan

I tulah saat bahagia bagi orang-orang miskin

T idak alami pemeriksaan yang lama

A ntri sebentar mereka pun masuk ke taman

🎀🌹

M ereka masuk duluan karena sedikit harta

A dalah di dunia mereka memang tak kaya

S elalu bersyukur walau dalam kekurangan

U sahanya tidak melalaikannya dari ibadah

K esabarannya menjadi kunci utama

🎀🌹

D alam pemeriksaan tak banyak ditanya

U ntuk apa hartanya dibelanjakan

L alu dari mana dan bagaimana mendapatkannya

U sah menunggu lama diperiksa

A ntrian pun sebentar lalu masuklah

N ah asikkan, jadi orang miskin masuk duluan


Sugiri

Cibadak, 31 Juli 2019

TELAT SHALAT, TELAT SEGALA URUSAN

 *TELAT SHALAT, TELAT SEGALA URUSAN*


T elat makan akan membahayakan badan

E h telat tidur ya telat bangun mengejar rizki

L alu bila telat berangkat bisa telat masuk kerja

A nda akan mendapat teguran dari majikanmu

T ahukah Anda ada telat yang paling berbahaya?


S uatu hari rosul memperhatikan sahabat

H ari itu diketahuinya ada sahabat telat shalat 

A pa yang rosul sabdakan adalah ancaman

L alu dikatakannya ancaman jika telat shalat 

A llah azza wajalla akan membuatnya jadi telat

T elat yang tak disebutkan secara khusus


T elat dalam hadits itu bermakna luas artinya 

E ngkau telat shalat, Allah telatkan segala urusan

L ihat ancaman ini begitu mengerikan bagi kita

A llah akan menjadikan segala sesuatunya telat

T erhadap orang yang suka telat lakukan shalat 


S audaraku jangan terpesona orang lain 

E ngkau lihat banyak orang tidak shalat

G ajinya besar mengalir deras tiap harinya

A dalah ini lain lagi topiknya dgn yang di atas

L alu apa maksudnya dengan ini semua?

A llah hendak berikan bagiannya hanya di dunia


U rusan mukmin adalah shalat yang utama 

R asakan kedamaian dan ketenangan jiwa

U rusan dunia memang sangat diperlukan 

S udah seharusnya mencari rezeki yang halal

A was jika sudah utamakan urusan dunia

N ikmatnya tidak seberapa dibanding surga-Nya


Sugiri

Sabtu Damai, 16 September 2023

Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Kemudian melanjutkan,

لا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمْ اللَّهُ

“Suatu kaum masih saja bersikap lambat (dalam ketaatan kepada Allah -pent) sehingga Allah akan memperlambat mereka (dari rahmat-Nya).” (HR. Muslim)


Foto diambil dari: https://umsb.ac.id/berita/index/1048-pentingnya-tuma-ninah-dalam-shalat

MEMBUKTIKAN CINTA PADA RASUL

 *MEMBUKTIKAN CINTA PADA RASUL*


M enarik membahas hidup dengan cinta

E ntah siapa yang tak tertarik dengan cinta

M embahas cinta adalah mengenai siapa dicinta

B agaimana membuktikan cinta padanya

U ntuk itulah kurangkai kata melukis makna

T api bukalah dulu mata hati agar melihat fakta

I ndahnya makna cinta yang sesungguhnya

K etika rasul yang dicinta dan didamba

A nda harus tahu dulu apa peran dirinya

N ilai apa yang hendak diberikan darinya


C inta rasul tak sekedar seremonial belaka

I ngat peran dia adalah model pribadi sempurna 

N ilainya terletak pada akhlak yang mulia

T entu yang mengidola harus juga mulia

A nggun berkata dan sopan kala berkerja


P un sang idola taat beragama, sayang keluarga

A nda pun berbuat yang sama dan jangan beda

D alam cara hidup sejak tidur, beribadah, bekerja

A nda tiru segala yang dia teladankan pada kita


R asul adalah role model pemberi teladan terbaik

A gungkanlah namanya, teladani cara hidupnya 

S ehingga itulah bukti cinta pada rasul tercinta

U tamakan tidak menyelisihi cara ibadahnya

L alu Anda dapat dikata pecinta rasul sebenarnya 


Sugiri

RSUI lantai 11

Depok, 28 September 2023

PUBLIC RELATION AND SPEAKING

 *PUBLIC RELATION AND SPEAKING*


P ernahkah Anda berpikir

U ntuk apa humas dan MC

B agai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan

L iterasi mengatakan keduanya suatu yang padu

I ngat bahwa humas dan MC itu sangat penting

C eritakan informasi agar satu persepsi dalam narasi


R encana yang matang mencapai tujuan

E liminasi mispersepsi dengan peran humas

L antas terjadi satu kesamaan pandangan

A gar langkah demi langkah tepat pada relnya

T erarahlah kegiatan mencapai sukses organisasi

I tulah peran penting humas dan MC

O rganisasi berjalan biar tujuanpun tercapai

N ikmat sangat terasa bila sudah berjuang


S upaya peran humas dan MC tetap efektif

P erlu sekali bimtek diberikan sesering mungkin

E ntah sebulan sekali atau triwulan sekali

A da saja sih masalah yang kita temui

K arenanya kita belajar bagaimana cara menghadapi

I tulah pesan yang hendak aku kedepankan

N amun jangan lupa pada Tuhan YME

G irah terpelihara, organisasi jaya maju perkasa


Sugar Ry

Nanggung, 18 November 2023

Ditulis dalam rangka menjalankan fungsi Humas dan MC yakni menjadi saksi kunci pernikahan Teman dalam organisasi.